Yogyakarta - PSIM Yogyakarta dipastikan tanpa diperkuat gelandang andalan, Ezequiel Vidal, saat tandang ke markas Persis Solo pada pekan ke-12 BRI Super League 2025/2026 di Stadion Manahan, Kota Solo, Jawa Tengah, Sabtu (8/11/2025) pukul 19.00 WIB.
Ezequiel Vidal menjalani akumulasi kartu merah. Gelandang serang asal Argentina itu diusir wasit saat PSIM menang 2-1 atas Persik Kediri di Stadion Sultan Agung, Bantul, Jumat, 31 Oktober 2025.
Absennya Vidal tentu cukup disayangkan. Eks pemain Persita Tangerang itu merupakan pencetak assist terbanyak PSIM dengan koleksi lima umpan gol dari 10 pertandingan. Dia juga sudah membuat dua gol sejauh ini.
Meski tanpa Vidal, pelatih PSIM Jean-Paul van Gastel tak mau ambil pusing. Arsitek Belanda itu sudah menyiapkan pemain lain untuk menghadapi pertandingan nanti dan bisa kembali memetik poin penuh.
"Saya harus melihat dulu. Saya belum tahu (penggantinya). Kami punya sekitar 30 pemain, jadi saya punya banyak pilihan," ujar Van Gastel.
Rafinha Kembali Tersisih
Menarik untuk melihat siapa pemain yang akan menggantikan posisi Vidal. Sebab, hingga sebelas pekan kompetisi bergulir, pemain berusia 30 tahun itu tak tergantikan di sisi sayap kanan penyerangan PSIM.
Pada laga nanti, Van Gastel juga kembali tak membawa top scorer PSIM musim lalu, Rafinha. Penyerang Brasil itu sudah tersisih dalam daftar susunan pemain Laskar Mataram saat melawan Persik pekan lalu.
"Saya punya alasan dan saya sudah memberitahunya. Dia juga tidak cedera," kata Van Gastel mengenai situasi Rafinha.
Dalam lawatan ke Solo, PSIM membawa 21 pemain. Termasuk dua nama yang dipanggil pemusatan latihan Timnas Indonesia U-22 jelang SEA Games 2025, yakni Cahya Supriadi dan Raka Cahyana.
Jawab Kritikan
Selama menangani PSIM, Van Gastel sangat jarang melakukan rotasi pada line-up. Perubahan hanya dilakukan jika pemain menepi karena cedera atau akumulasi kartu kuning. Padahal masih banyak nama yang belum masuk starter musim ini.
Selain itu, Van Gastel selama ini juga jarang memanfaatkan jatah pergantian pemain, setidaknya dalam 10 pertandingan yang dimainkan Laskar Mataram. Kebijakan itu pun menimbulkan kritik dari sebagian suporter.
"Kita berada di peringkat keenam di klasemen, jadi saya tidak mengerti kritik tersebut. Saya berusaha untuk selalu memainkan tim terbaik saya," beber Van Gastel.
"Saya hanya melakukan pergantian pemain jika saya merasa perlu untuk meningkatkan performa tim. Jadi bagi saya, melakukan pergantian pemain bukanlah hal yang logis. Saya selalu ingin bermain dengan tim terbaik saya," sambungnya.
Tantangan Cuaca
Belakangan, kondisi cuaca di Indonesia sedang tak menentu, termasuk di Yogyakarta dan sekitarnya. Hujan dengan intensitas tinggi kerap mengguyur ketika pertandingan berlangsung.
"Seperti pertandingan sebelumnya, bagi saya hujan ini mirip dengan yang di Belanda, juga sering hujan tapi berbeda. Di sini hujan turun dengan sangat deras dalam waktu singkat," sebut Van Gastel.
"Hal ini memengaruhi lapangan yang pada gilirannya memengaruhi cara bermain. Jadi menurut saya, laga sebelumnya sangat sulit karena kondisi tersebut."
"Tetapi kami sudah berusaha sebaik mungkin, jika melihat kondisinya saya pikir kami sudah bermain dengan baik," pungkas eks asisten pelatih Besiktas tersebut.