Posisi saat ini: Rumah / Pesan / Tantangan Finansial Persijap di Liga 1: Budget Jadi Membengkak, tetapi Lebih Gampang Cari Sponsor

Tantangan Finansial Persijap di Liga 1: Budget Jadi Membengkak, tetapi Lebih Gampang Cari Sponsor

Penulis:Wartawan Olahraga Tanggal:2025-06-28 18:30:03
Dilihat:9 Pujian
Pemain dan ofisial Persijap Jepara berfoto bersama setelah memastikan tiket play-off promosi Liga 1 musim depan. Persijap menang 1-0 atas Persela Lamongan dalam lanjutan laga terakhir Grup Y di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Rabu (19/2/2025) pagi WIB. (Bola.com/Aditya Wany)

Jakarta - Persijap Jepara memastikan aspek finansial menjadi satu di antara fondasi yang amat penting untuk dipersiapkan, agar dapat melalui perjuangan secara maksimal pada musim pertamanya di Liga 1 2025/2026.

Presiden Persijap Jepara, M Iqbal Hidayat, menjelaskan pihaknya telah menentukan target Laskar Kalinyamat setelah promosi di Liga 1. Ini menjadi dasar awal untuk merancang seluruh program dengan baik pada musim 2025/2026.

“Kami harus berdiskusi dengan konsorsium, investor, dan pihak sponsor, mengenai target apa yang akan dicapai musim ini. Sehingga kami mendapatkan arahan seperti apa,” kata Iqbal dikutip dari kanal YouTube Liputan6 Sport.

Aspek finansial ini, kata Iqbal, bakal berpengaruh terhadap Operating Expense atau yang disebut OpEx. Ini berkaitan dengan anggaran belanja yang dialokasikan untuk operasional klub selama berkompetisi semusim penuh.

“Kami juga mesti mempersiapkan projection cash flow-nya seperti apa. Karena, mau tidak mau OpEx harus bisa kami penuhi. Karena, Alhamdulillah selama ini Persijap untuk masalah gaji pemain aman. Itu yang harus kami jaga. Karena itu juga jadi kunci kami bisa konsisten,” ujar dia.

 


Pos Pemasukan

Persijap Jepara

Iqbal menjelaskan, selama ini Persijap selalu berusaha memaksimalkan setiap sumber pemasukannya. Dari seluruh keran, yang paling terbesar ialah pendapatan penjualan tiket, hak siar, hingga pemasukan dari sponsor.

“Kami selalu memastikan semua sumber pemasukan, pos-posnya terisi dengan baik. Mulai dari penjualan tiket, hak siar, dan sponsor. Ketiga ini adalah tulang punggungnya, karena jadi yang paling besar,” katanya.

Hanya saja, yang menjadi tantangan ialah menyusutnya kapasitas Stadion Gelora Bumi Kartini pascarenovasi. Artinya, dengan jumlah yang semakin mengecil, manajemen terpaksa meningkatkan harga tiket demi menjaga pemasukan.

“Terutama dari penjualan tiket, itu yang paling besar. Hanya saja, memang kapasitas Stadion GBK itu kapasitasnya berkurang sejak direnovasi. Tadinya bisa 12 ribu, sekarang hanya bisa 8.500,” kata dia.

“Padahal, sebetulnya, pada play-off promosi kemarin, penonton kami bisa mencapai 16 hingga 18 ribu. Jadi ada banyak sekali yang tidak mendapatkan tiket. Sedangkan dari sisi manajemen, kami harus meningkatkan harga tiket. Karena, cost untuk Liga 1 lebih tinggi.”

 


Anggaran Membengkak

Satu di antara tantangan yang harus dihadapi manajemen Persijap pada musim pertamanya di kasta tertinggi tentu adalah anggaran yang semakin membengkak. Pasalnya, berbeda dengan kasta kedua, regulasi Liga 1 menetapkan penggunaan pemain asing yang lebih banyak.

“Kuota pemain asing ada delapan. Kuota itu kami akan memenuhinya. Pasti budget akan membengkak. Liga 1 sudah bedalah. Pasti budget-nya akan bengkak. Tapi, ya memang itu tantangannya,” ujarnya.

“Namun, setidaknya, kami di jalur yang benar. Kami benar-benar berproses karena tidak langsung mengambil klub di Liga 1. Minimal kami tahu langkah-langkahnya seperti apa,” ia menambahkan.

Yang jelas, Iqbal merasa tak gengsi untuk belajar dari klub-klub lainnya yang sudah mapan di Liga 1. Jika ada hal baru yang dirasa cocok untuk memperbaiki tata kelola Persijap, hal itu bakal diadopsi untuk melangkah ke depan.

“Kami juga banyak belajar dari teman-teman Liga 1, kami lihat trennya seperti apa. Kami ambil yang bagus dan sesuai dengan sistem dan prinsip kami. Itu yang akan kami jalankan,” kata dia.

“Pada akhirnya, ini adalah sepak bola, bagaimana caranya kami bisa menjaga satu musim seperti apa. Mungkin bedanya adalah skalanya lebih besar di Liga 1, baik secara exposure, dan secara finansial lebih tinggi.”

 


Nilai Sponsor Meningkat

Kesuksesan Persijap Jepara promosi ke kasta tertinggi memang mulai memberikan dampak positif dalam mencari sponsor baru. Sebab, secara nilai jual, Laskar Kalinyamat bisa lebih leluasa menggandeng perusahaan untuk bekerja sama.

Ini tak terlepas dari meningkatnya exposure yang nantinya didapatkan Persijap di kasta tertinggi. Sehingga, jenama-jenama yang bakal masuk menjadi sponsor bisa mendapatkan daya jangkau yang lebih luas.

“Tetapi, dari segi pemasukan juga akan kami push untuk mengimbangi. Kalau di Liga 1, sejujurnya sekarang sih lumayan ya sponsornya. Peningkatannya lebih bagus ketimbang saat kemarin di Liga 2,” kata dia.

“Karena mungkin daya jualnya lebih nasional. Baik perusahaan yang skalanya nasional maupun daerah, kami juga banyak jajaki bersama. Apalagi, basis suporter juga besar,” lanjut Iqbal Hidayat.

Komentar

Kirim komentar
Galat kode pemeriksaan, silakan masukkan kembali
avatar

{{ nickname }}

{{ comment.created_at }}

{{ comment.content }}

IP: {{ comment.ip_addr }}
{{ comment.likes }}