Posisi saat ini: Rumah / Pesan / Media Arab Saudi Sebut Banyak Pemain Timnas Indonesia di Eropa Malah Jadi Kelemahan, Mengapa?

Media Arab Saudi Sebut Banyak Pemain Timnas Indonesia di Eropa Malah Jadi Kelemahan, Mengapa?

Penulis:Wartawan Olahraga Tanggal:2025-10-06 11:30:02
Dilihat:1 Pujian
Pemain Timnas Indonesia, Rizki Ridho (kiri) berduel udara dengan pemain Arab Saudi, Saud Abdulhamid dan Faisal Al-Ghamdi pada laga lanjutan putaran ketiga Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Selasa (19/11/2024). (Bola.com/Abdul Aziz)

Jakarta Kendala bahasa antarpemain Timnas Indonesia menjadi salah satu aspek yang mendapatkan sorotan menjelang duel melawan Arab Saudi pada putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.

Media asal Arab Saudi, Arriyadiyah, secara spesifik memberikan perhatian terhadap kendala komunikasi yang dialami Timnas Indonesia setelah datangnya sederet pemain keturunan yang berasal dari Belanda.

“Komunikasi antarpemain Timnas Indonesia menjadi tantangan tersendiri bagi para pemainnya, yang sebagian besar lahir di luar negeri dan kemudian memperoleh kewarganegaraan berdasarkan asal-usul mereka,” tulis Arriyadiyah.

Ulasan media tersebut tak terlepas dari dominasi pemain keturunan yang lahir di luar negeri yang mendapatkan panggilan dari Patrick Kluivert. Sebab, dari semua nama, hanya 10 pemain saja yang lahir di Indonesia.

“Daftar pemain untuk play-off Piala Dunia 2026 Zona Asia melawan Arab Saudi dan Irak terdiri dari 29 pemain, termasuk hanya 10 pemain yang lahir di Indonesia dan 19 pemain yang lahir di luar negeri,” ulas media tersebut.


Kendala Bahasa

Menurut Arriyadiyah, skuad Merah Putih bakal menghadapi tantangan yang besar dalam aspek komunikasi pada putaran keempat ini lantaran perbedaan bahasa ibu di antara para penggawa skuad Garuda.

“Mengingat mereka tumbuh besar di luar negeri, banyak dari mereka tidak berbicara bahasa Indonesia, yang menimbulkan hambatan komunikasi di dalam Timnas Indonesia,” bunyi ulasan Arriyadiyah.

Tantangan inilah yang menurut mereka memberikan peran strategis kepada Marc Klok. Pemain kelahiran Belanda itu menjadi sosok yang paling lama tinggal di Indonesia karena sudah bermain bersama PSM Makassar sejak 2017.

“Klok, yang fasih berbahasa Belanda, Inggris, dan Indonesia, menangani tugas penerjemahan untuk memfasilitasi komunikasi di dalam tim dan juga berusaha membantu rekan-rekan setimnya mempelajari dasar-dasar bahasa mereka,” tulis situs tersebut.


STY Ikut Terseret

Arriyadiyah menyebut, kendala komunikasi inilah yang membuat Shin Tae-yong harus terdepak dari jabatannya sebagai pelatih Timnas Indonesia. Penunjukan Patrick Kluivert ditengarai sebagai solusi untuk mengatasi masalah tersebut.

“Kurangnya komunikasi di dalam Timnas Indonesia begitu menonjol sehingga hal itu menjadi alasan pemecatan pelatih Korea Selatan Shin Tae-yong dari kepemimpinan teknis Tim Garuda awal tahun ini.”

“Shin Tae-yong telah melatih tim nasional Indonesia dari tahun 2020 hingga Januari lalu, hingga akhirnya ia diberhentikan dan digantikan oleh pelatih asal Belanda, Patrick Kluivert,” tulis Arriyadiyah.

 Menurut situs tersebut, hadirnya Kluivert memang bisa menjadi solusi atas permasalahan komunikasi yang terjadi. Sebagai lelaki kelahiran Belanda, dia bisa lebih mudah berkomunikasi dengan mayoritas pemain keturunan yang berasal dari Negeri Kincir Angin.

Komentar

Kirim komentar
Galat kode pemeriksaan, silakan masukkan kembali
avatar

{{ nickname }}

{{ comment.created_at }}

{{ comment.content }}

IP: {{ comment.ip_addr }}
{{ comment.likes }}