
Amsterdam - Awan gelap sempat menyelimuti Timnas Indonesia ketika Ole Romeny mengalami cedera parah saat membela Oxford United di Piala Presiden 2025, Juli 2025.
Tekel keras dari pemain asing Arema FC, Paulinho Moccelin, membuat kaki Romeny patah dan memaksanya naik meja operasi yang mengancam peluangnya untuk bermain di putaran keempat kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Oktober ini.
"Sejujurnya, saya sedang menikmati hidup saya. Sangat menyenangkan bersama Oxford United di Indonesia. Sambutan yang kami dapat luar biasa," ujar Romeny dalam kanal YouTube The Haye Way.
"Semua orang bersenang-senang, terutama karena banyak pemain belum pernah ke Indonesia sebelumnya. Menyenangkan melihat pengalaman mereka dari dekat, dan tentu saja menyenangkan kembali ke Indonesia."
"Bersama Marselino Ferdinan juga, jadi kami benar-benar menikmati waktu itu. Kami bermain bagus. Di laga kedua melawan Arema FC, kami juga bermain baik. Saya baru saja mencetak gol dan merayakannya dengan fans. Rasanya luar biasa," ungkap Romeny.
Bek Timnas Indonesia U-22, Kadek Arel, mengungkapkan bahwa Thailand dan Vietnam menjadi ancaman terbesar di SEA Games 2025. Dengan pengalaman di Piala AFF U-23 dan Piala AFC, pemain Bali United ini yakin Garuda Muda siap mempertahankan medali emas. S...
Insiden yang Mengubah Segalanya

Ole Romeny kembali mengingat insiden itu yang disebutnya sebagai tekel bodoh dari Paulinho. Ketika itu, ia langsung merasakan bahwa bahwa tulang kakinya patah.
"Saya ingin mengambil bola lagi, dan suatu tekel bodoh. Saat itu juga saya tahu ada yang salah. Saya pernah mengalami cedera seperti itu sebelumnya, tapi tidak separah ini. Saya langsung tahu tulang kaki saya patah. Saya benar-benar bisa merasakannya," ucap Romeny.
"Kakinya mengenai pergelangan kaki saya, lalu kaki saya terpelintir. Saya langsung merasakan nyeri tajam di sisi kaki. Saya sempat mencoba berdiri, tapi langsung jatuh lagi, dan saya tahu itu parah."
"Di kepala saya langsung terpikir putaran keempat kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia bersama Timnas Indonesia. Saat terbaring di lapangan, saya hanya berharap bisa sembuh tepat waktu untuk putaran keempat," kenangnya.
Fokus pada Pemulihan dan Operasi di Amsterdam

Romeny menjelaskan proses pemulihan yang harus dijalaninya setelah cedera parah itu. Meski masih dalam suasana pramusim, ia memutuskan untuk fokus pada langkah medis demi menyelamatkan kariernya.
"Ya. Dua hari setelah kejadian saya kembali ke Inggris. Awalnya, rencana operasi di London, tapi batal. Jadi, saya ke Amsterdam untuk operasi," tutur Romeny.
Keputusan untuk menjalani operasi diambil tanpa banyak pertimbangan. Baginya, yang terpenting adalah mendapatkan penanganan terbaik agar bisa segera kembali bermain.
"Setelah operasi, saya tidak bisa bergerak karena memakai gips, jadi saya tinggal di rumah bersama keluarga, lalu ke Amsterdam untuk rehabilitasi," ujar pemain berusia 25 tahun ini.
Dukungan Keluarga dan Tim Medis Timnas Indonesia

Selama masa pemulihan di Amsterdam, Romeny merasakan dukungan penuh dari keluarga dan tim medis Timnas Indonesia.
Dia memanfaatkan waktu itu untuk memperkuat mental sekaligus menjaga semangat agar tetap tinggi selama masa rehabilitasi.
"Ya, karena Leo Echteld, kepala tim medis Timnas Indonesia, juga bekerja di Fysiomed, jadi prosesnya cepat. Kalau saya harus operasi di London, akan memakan waktu lama," kata Romeny.
"Di Amsterdam, mereka sudah mengenal saya dan sangat profesional. Sekarang kami bekerja setiap hari agar saya bisa cepat kembali," ucapnya.
Latihan Intensif dan Disiplin Ketat

Proses penyembuhan berjalan lebih cepat berkat koordinasi antara tim medis klub dan staf kesehatan Timnas Indonesia.
Kolaborasi tersebut membuat Romeny bisa menjalani program pemulihan intensif tanpa harus bolak-balik ke Inggris.
"Cedera ini termasuk berat, tidak mudah pulih cepat. Jadi, saya terus bekerja keras setiap hari. Hari-hari saya panjang, benar-benar fokus," ungkap Romeny.
"Saya menjaga makanan dan tidur. Setiap satu persen usaha bisa membantu. Saya sangat fokus pada tujuan. Saya bahkan tidak makan gula sama sekali sejak cedera," jelasnya.
Mentalitas Terkunci Demi Timnas Indonesia

Perjuangan untuk sembuh sepenuhnya tidaklah mudah. Romeny mengakui bahwa cedera yang dialaminya memerlukan ketekunan luar biasa serta komitmen tinggi agar bisa kembali ke lapangan tepat waktu.
"Saya selalu makan sehat, tapi kali ini benar-benar ekstrem. Saya tahu kalau ingin pulih tepat waktu, saya harus lakukan segalanya. Saya tidak bisa tidur nyenyak kalau makan sembarangan. Saya ingin berada di sana dan akan memberikan segalanya," kata eks pemain Utretch ini.
"Saya selalu berdedikasi untuk sepak bola, tapi sekarang setiap kemunduran kecil bisa berarti kehilangan pertandingan. Jadi, saya benar-benar fokus penuh. Kalau kamu benar-benar menginginkan sesuatu, kamu akan melakukan hal-hal gila untuk mencapainya," ucapnya.
Romeny sudah mendapatkan panggilan dari Timnas Indonesia untuk melawan Timnas Arab Saudi, Kamis (9-10-2025) dini hari WIB dan Timnas Irak, tiga hari berselang, di King Abdullah Sports City Stadium, Jeddah.
Sumber: The Haye Way