
Jakarta - Timnas Indonesia U-22 menatap persaingan SEA Games 2025 Bangkok sebagai juara bertahan, dan tergabung di Grup C bersama Myanmar, Filipina, serta Singapura. Ajang multievent dua tahunan itu akan berlangsung di Thailand pada 3-18 Desember 2025.
Timnas Indonesia U-22 terus mematangkan persiapannya menyambut persaingan di SEA Games 2025. Berada di bawah kendali pelatih Indra Sjafri, Tim Garuda Muda merupakan juara bertahan setelah kesuksesan meraih medali emas cabang olahraga sepak bola SEA Games 2023 di Kamboja.
Selain punya skuad yang berisi pemain-pemain pilihan, Timnas Indonesia U-22 juga memiliki deretan juru taktik penuh pengalaman dan teruji.
Terdapat sejumlah nama besar yang dulu menghiasi sepak bola nasional dan berstatus sebagai legenda Timnas Indonesia.
Selain Kurniawan Dwi Yulianto dan Bima Sakti, terdapat juga Zulkifli Syukur, Sahari Gultom, serta Alex Aldha. Yuk membedah sepak terjang para mentor yang ada di Timnas Indonesia U-22 berikut ini:
Kurniawan Dwi Yulianto

Nama Kurniawan Dwi Yulianto jelas tidak asing bagi penggemar sepak bola Indonesia. Ia merupakan sosok striker legendaris dan ganas di zamannya.
Lahir di Magelang, 13 Juli 1976, Kurniawan adalah talenta besar Timnas Indonesia. Dalam 59 caps dengan skuad Garuda, pemain yang sering dijuluki Si Kurus ini mencetak 33 gol untuk Timnas Indonesia.
Kurniawan Dwi Yulianto tak asing dengan Eropa. Selain menimba ilmu di Sampdoria, Kuniawan bergabung FC Luzern, klub yang berlaga di kompetisi kasta tertinggi Swiss.
Di dalam negeri, Kurniawan bermain untuk Pelita Jaya, PSM, Persebaya, dengan pencapaian juara. Setelah gantung sepatu, Kurniawan masih bergelut di sepak bola, bahkan ia sempat masuk jajaran kepelatihan tim muda Como 1907.
Kurniawan mendapatkan kesempatan sebagai asisten pelatih tim primavera Como 1907, tepatnya tim U-19 yang berkompetisi di Campionato Primavera 2. Namun, ia terkadang juga membantu di tim U-17.
Bima Sakti

Nama Bima Sakti juga familiar di kalangan sepak bola Indonesia, mirip seperti Kurniawan Dwi Yulianto. Sama-sama lulusan program PSSI Primavera di Italia pada dekade 90-an, Bima kemudian menjelma sebagai gelandang andal.
Saat masih aktif sebagai pemain, Bima sempat bergabung dengan klub Sampdoria Primavera dan Helsingborg IF selama kurang lebih satu tahun. Pasca kembali ke Indonesia, Bima dipanggil untuk memperkuat Timnas Indonesia.
Ia juga sempat bergabung dengan klub PKT Bontang dan Pelita Jaya. Selama berkarier di PKT Bontang, Bima berhasil menampilkan performa cemerlang. Hal ini membuatnya direkrut oleh PSM Makassar pada musim 1999.
Dalam karier kepelatihannya, Bima Bima pernah ditugasi menjadi arsitek Timnas Indonesia U-17, atau yang sebelumnya disebut Timnas Indonesia U-16, sejak 2019.
Gelandang legendaris itu sempat diperbantukan ke Timnas Indonesia U-22 ketika meraih medali emas SEA Games 2023.
Zulkifli Syukur

Kemudian ada Zulkifli Syukur, juga mantan penggawa Timnas Indonesia dan sejumlah klub besar dalam negeri, tentu punya segudang pengalaman. Ia pernah merumput di PSM Makassar dan Arema.
Sementara di Timnas Indonesia, pemain yang sering menempati bek kanan itu total mencatat 32 penampilan sepanjang kariernya. Kini, pria berusia 41 tahun menggeluti pekerjaan melatih.
Jejak kepelatihan Zulkifli Syukur dimulai pada 2022 sebagai asisten pelatih di Adhyaksa Farmel FC, kemudian menjadi pelatih kepala tim PON Sulawesi Tengah (Sulteng) pada 2023-2024.
Selanjutnya menjabat sebagai asisten pelatih hingga pelatih kepala di Persela Lamongan pada tahun 2024. Ia juga menjadi asisten pelatih Timnas Indonesia U-23 di bawah Gerald Vanenburg.
Sahari Gultom

Sosok Sahari Gultom berperan sebagai pelatih kiper Timnas Indonesia U-22. Sahari Gultom memulai karier profesionalnya dengan bergabung bersama Bandung Raya.
Setelah itu, ia melanjutkan perjalanan sepak bolanya bersama beberapa klub ternama seperti PSDS Deli Serdang, PSPS Pekanbaru, PSMS Medan, PSM Makassar, Persiraja, hingga Kalteng Putra yang menjadi klub terakhir sebelum pensiun.
Di level internasional, Sahari mencatatkan satu caps bersama Timnas Indonesia dalam pertandingan persahabatan melawan Kamboja pada 2 November 1999, di mana Indonesia menang telak dengan skor 9-2.
Ia memulai karier kepelatihannya sebagai pelatih kiper di berbagai klub, antara lain: PS TNI (2015–2016) PSMS Medan (2018–2019) PSIM Yogyakarta (2020) Karo United (2022–2023).
Berkat dedikasi dan pengalamannya, Sahari pernah dipercaya menangani posisi strategis sebagai pelatih kiper Timnas U-22, yang tengah dipersiapkan menghadapi SEA Games 2025.
Alex Aldha

Pria dengan nama lengkap Alex Aldha Yudi punya pengalaman pernah bertugas membantu Shin Tae-yong sebagai pelatih fisik.
Selain sudah mengantongi lisensi A AFC, dia juga berstatus sebagai staf pengajar alias dosen di Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Padang.
Alumnus Program Doktoral di Universitas Negeri Jakarta itu menjadi satu di antara nama yang ikut membantu Indra Sjafri menyiapkan Timnas Indonesia U-23 yang sukses meraih medali emas SEA Games 2023.
Belakangan ini, pria berusia 39 tahun tersebut bertugas membantu Indra Sjafri di Timnas U-20. Pengalamannya saat membantu Indra Sjafri, bisa menambah kekuatan Timnas Indonesia U-22 mempertahankan medali emas ketika tampil di SEA Games 2025.
