Posisi saat ini: Rumah / Pesan / Masalah Keuangan Belum Tuntas, Semen Padang Terancam Sanksi

Masalah Keuangan Belum Tuntas, Semen Padang Terancam Sanksi

Penulis:Wartawan Olahraga Tanggal:2025-11-01 20:30:03
Dilihat:637 Pujian
Ilustrasi logo Semen Padang.

 

Jakarta - Krisis di tubuh Semen Padang tampaknya belum berakhir. Di tengah keterpurukan di papan bawah klasemen BRI Super League 2025/2026, klub berjuluk Kabau Sirah itu kini menghadapi ancaman sanksi serius berupa denda dan pemotongan poin.

Penyebabnya, masalah finansial lama yang tak kunjung tuntas kembali mencuat ke permukaan.

Menurut sumber dari National Dispute Resolution Chamber (NDRC) Indonesia, lembaga resmi berlisensi FIFA yang menangani sengketa antara pemain dan klub, hingga akhir Oktober 2025, Semen Padang belum memenuhi kewajiban pembayaran kompensasi kepada empat pemain asing musim lalu.

Empat pemain itu, yakni Kenneth Ikechukwu Ngwoke (Nigeria), Bruno Dybal (Brasil), Jan Carlos Vargas (Panama), dan Ryohei Michibuchi (Jepang).

Kasus tersebut masih difasilitasi oleh Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI) untuk mencari solusi bersama.

 


Muncul Masalah Baru

Pemain Semen Padang, Ikechukwu Kenneth Ngwoke berusaha mencetak gol melalui tendangan backheel ke gawang PSS Sleman pada laga lanjutan BRI Liga 1 2024/2025 di Stadion STIK, Jakarta, Senin (26/08/2024). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Namun, sebelum persoalan itu tuntas, muncul lagi masalah baru dari internal tim. Satu di antara pemain asing aktif yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan kondisi tidak kondusif di ruang ganti.

"Pelatih tidak bersalah dan seharusnya tidak menjadi kambing hitam atas kekalahan tim dalam lima laga terakhir. Masalah sebenarnya ada di manajemen yang terlambat membayar gaji dan bonus pemain," ujar sang pemain, Kamis lalu.

Komentar tersebut muncul hanya beberapa jam setelah klub mengumumkan pemecatan pelatih Eduardo Almeida, yang dinilai gagal membawa perubahan berarti.

Namun, pernyataan sang pemain justru membuka dugaan lain: performa tim menurun bukan semata karena taktik, melainkan akibat motivasi yang luntur akibat persoalan keuangan internal.

Jika NDRC menjatuhkan keputusan final yang bersifat mengikat, Semen Padang terancam sanksi tegas dari denda finansial hingga pengurangan poin di klasemen kompetisi musim ini.

 


Bantah Tudingan

Eduardo Almeida, saat masih melatih Semen Padang di BRI Super League 2025/26. (Dok. ileague.id)

Meski begitu, pihak manajemen Kabau Sirah menampik tudingan adanya penunggakan gaji dalam waktu lama.

CEO klub, Hermawan Ardiyanto, menegaskan bahwa seluruh hak pemain sudah dibayarkan hingga periode Oktober 2025.

"Tidak benar ada tunggakan berbulan-bulan seperti yang beredar di media sosial. Semua gaji pemain sudah dibayar. Kalau pun ada keterlambatan, itu hanya karena kendala teknis dalam proses administrasi, bukan karena masalah keuangan," kata Hermawan, Jumat kemarin.

Hermawan menambahkan, pihak manajemen selalu berusaha mematuhi arahan dari penasihat klub untuk menjaga komitmen terhadap kesejahteraan pemain dan staf pelatih.

Hermawan juga menyebut rumor yang beredar di dunia maya terlalu dilebih-lebihkan dan tidak menggambarkan situasi sebenarnya.

Di sisi lain, performa tim di lapangan masih jauh dari harapan. Dari tujuh pertandingan awal musim ini, Semen Padang baru meraih empat poin hasil satu kemenangan dan satu kali imbang.

Lima laga lainnya berakhir dengan kekalahan, membuat Kabau Sirah terpuruk di dasar klasemen dengan torehan lima gol dan kebobolan 11 kali.

Komentar

Kirim komentar
Galat kode pemeriksaan, silakan masukkan kembali
avatar

{{ nickname }}

{{ comment.created_at }}

{{ comment.content }}

IP: {{ comment.ip_addr }}
{{ comment.likes }}