Posisi saat ini: Rumah / Pesan / Mengenal 5 Nama yang Pantas Jadi Calon Pelatih Timnas Indonesia: Ange Postecoglou hingga Giovanni van Bronckhorst

Mengenal 5 Nama yang Pantas Jadi Calon Pelatih Timnas Indonesia: Ange Postecoglou hingga Giovanni van Bronckhorst

Penulis:Wartawan Olahraga Tanggal:2025-11-26 10:30:03
Dilihat:6 Pujian
Giovanni van Bronckhorst dan Ange Postecoglou. (Bola.com/Dok.Instagram Giovanni van Bronckhorst dan AP).

Jakarta - PSSI sedang memfinalisasi calon pelatih Timnas Indonesia. Lima nama menjadi kandidat kuat pemimpin baru tim berjulukan Garuda tersebut.

Media Inggris, Football Insider 247, melaporkan asisten pelatih Liverpool, Giovanni van Bronckhorst, menjadi opsi nakhoda anyar Timnas Indonesia,

Transfermarkt merangkum, rekam jejak kepelatihan Van Bronckhorst dimulai ketika menjadi tangan kanan Ronald Koeman dan Fred Rutten di Feyenoord pada 2011-2015.

Dalam periode itu, Van Bronckhorst juga menjadi arsitek untuk Feyenoord II pada 2012-2013.

Van Bronckhorst dipercaya untuk menjadi nakhoda Feyenoord pada 2015-2019. Dia memimpin dalam 176 pertandingan dengan hasil 109 kemenangan, 24 imbang, dan menelan 43 kekalahan.

Selama waktunya di Feyenoord, Van Bronckhorst mempersembahkan gelar juara Eredivisie 2016/2017, Piala KNVB 2015/2016, 2017/2018, dan Johan Cruyff Shield 2017 dan 2018.

Pria berdarah Maluku itu lalu pindah ke klub China, Guangzhou R&F pada 2020, namun hanya bertahan setahun di sana. Dari 23 partai, ia menorehkan delapan kemenangan, empat imbang, dan 11 kekalahan.

Van Bronckhorst mencoba peruntungan ke Skotlandia untuk mengepalai Rangers FC pada 2021-2022. Gelar Piala Skotlandia 2021/2022 diberikannya plus runner-up Liga Europa pada musim yang sama.

Dua tahun menganggur, Van Bronckhorst direkrut Besiktas pada 2024, tapi kariernya hanya bertahan seumur jaung, kurang lebih selama empat bulan.

Sempat membawa Besiktas keluar sebagai kampiun Piala Super Turki 2024, Van Bronckhorst diberhentikan karena hanya membukukan 10 kemenangan, empat imbang, dan enam kekalahan.

Van Bronckhorst menjadi analisator pertandingan UEFA pada awal tahun ini sebelum diajak Arne Slot untuk menjadi asistennya di Liverpool menggantikan John Heitinga yang dibajak AFC Ajax.

Selain Van Bronckhorst, siapa lagi pelatih yang pantas untuk menangani Timnas Indonesia?


Ange Postecoglou

Nottingham Forest resmi memecat Ange Postecoglou hanya 39 hari setelah ia ditunjuk sebagai pelatih kepala. (Mike Egerton/PA via AP)

Ange Postecoglou memulai karier kepelatihannya pada 1994 bersama Western Suburbs. Dua tahun berselang, ia naik kelas dengan menangani South Melbourne pada 1996-2000.

Di South Melbourne, Postecoglou langsung menunjukkan kualitasnya dengan mempersembahkan dua gelar National Soccer League 1997/1998 dan 1998/1999, serta Oceania Club Championship 1999.

Pada 2000, Postecoglou diberi mandat memimpin Timnas Australia U-17, posisi yang ia emban hingga 2005. Dia lalu meneruskan kiprahnya bersama Timnas Australia U-20 pada 2005-2007.

Setelah itu, ia mencoba petualangan baru di luar Australia dengan melatih Panachaiki di Yunani pada 2008. Namun, masa tugasnya tidak berlangsung lama dan ia kembali ke Australia pada 2009.

Pada 2009, ia sempat menangani Whittlesea Zebras sebelum mendapatkan kesempatan emas memimpin Brisbane Roar. Di klub inilah namanya mulai melonjak setelah mempersembahkan A-League Championship 2010/2011 dan 2011/2012, serta A-League Premiership 2010/2011.

Kesuksesannya bersama Brisbane Roar membuka jalan menuju Melbourne Victory, yang ia latih pada 2012-2013. Tak lama setelah itu, ia dipercaya memimpin Timnas Australia pada 2013-2017.

Bersama Australia, Postecoglou mempersembahkan satu di antara prestasi terbesar dalam kariernya, uara Piala Asia 2015. Ia juga memimpin dalam Kualifikasi Piala Dunia 2018 sebelum mundur setelah memastikan tiket ke Rusia.

Pada 2018 menjadi nana fase baru ketika ia hijrah ke Jepang menangani Yokohama F. Marinos. Pada 2019, ia memberikan gelar J1 League pertama klub tersebut dalam 15 tahun.

Prestasi di Jepang membuatnya dilirik klub besar Skotlandia, Celtic FC, yang ia latih pada 2021-2023. Di sana ia meraih dua gelar Scottish Premiership, dua Scottish Cup, dan dua Scottish League Cup.

Postecoglou lalu pindah ke Inggris untuk menangani Tottenham Hotspur pada 2023-2025. Dia membawa Spurs menjuarai UEFA Europa League 2024/2025, satu di antara trofi besar dalam kariernya.

Pada 2025, Postecoglou memulai babak baru sebagai pelatih Nottingham Forest. Namun, ia hanya bertahan seumur jagung selama sebulan lebih karena dipecat Nottingham.


Jesus Casas

Pelatih Timnas Irak, Jesus Casas (AFP/Hussein Faleh)

Jesss Casas memulai perjalanan kepelatihannya di level akademi dengan menangani tim-tim muda Cadiz dan Balon de Cadiz sepanjang awal 2000-an. Dia juga sempat menjadi asisten di Cadiz B serta melatih beberapa klub lokal seperti Rota, Deportes Romero, dan Conil.

Casas lalu mendapatkan pengalaman internasional ketika bergabung dengan Watford sebagai asisten pelatih pada 2018. Setelah itu, ia dipercaya memperkuat staf pelatih Timnas Spanyol sebagai asisten pada 2018-2022.

Pada 2022, Jeses Casas mendapatkan kesempatan besar ketika ditunjuk menjadi pelatih Timnas Irak. Prestasinya yang paling menonjol adalah membawa Irak menjuarai Piala Teluk 2023, gelar pertama negara itu di turnamen tersebut sejak 1988.


Felix Sanchez

Timnas Qatar tampil buruk meski sebagai tuan rumah di Piala Dunia 2022. Bahkan, mereka gagal meraih satu poin pun di laga Grup A. Tidak mengherankan jika Qatar dicap sebagai tuan rumah terburuk sepanjang masa di Piala Dunia. Padahal, Felix Sanchez merupakan salah pelatih yang mendapatkan bayaran yang cukup tinggi, yakni 2,5 juta pound sterling atau Rp47 miliar per tahun. (AFP/Karim Jaafar)

Felix Sanchez memulai karier kepelatihannya bersama Barcelona youth pada 1996-2006 sebelum bergabung dengan Aspire Academy di Qatar pada 2006-2013. Dia lalu menangani Timnas Qatar U-19 pada 2013-2017 dan melanjutkan kiprahnya bersama Timnas Qatar U-23 pada 2017-2020.

Sanchez naik kelas ke Timnas Qatar pada 2017-2022 dan menorehkan sejarah dengan meraih gelar Piala Asia 2019. Dia juga memimpin Qatar di Piala Dunia 2022 sebagai tuan rumah sebelum mengakhiri masa tugasnya.

Setelah itu, Sanchez menangani Timnas Ecuador pada 2023-2024 sebelum kembali ke Timur Tengah dengan melatih Al Sadd pada 2024-2025. Dia terus mengembangkan reputasinya sebagai pelatih yang menonjol di kawasan Asia berkat pengalaman panjang dan prestasinya.


Paulo Bento

Pelatih kepala Korea Selatan, Paulo Bento memberikan arahan kepada pemainnya saat laga 16 besar Piala Dunia 2022 melawan Korea Selatan yang berlangsung di 974 Stadium, Selasa (06/12/2022). (AP/Manu Fernandez)

Paulo Bento mengawali karier kepelatihannya bersama Sporting CP junior pada 2004-2005 sebelum naik menangani tim senior pada 2005-2009.

Arsitek asal Portugal itu mempersembahkan dua gelar Taca de Portugal 2006/2007 dan 2007/2008 serta dua Supertaca Candido de Oliveira pada 2007 dan 2008.

Setelah itu, Bento dipercaya menangani Timnas Portugal pada 2010-2014, termasuk di Piala Dunia 2014. Dia lalu sempat melatih Cruzeiro pada 2016 sebelum pindah ke Olympiacos pada 2016-2017.

Di Olympiacos, Paulo Bento berhasil mempersembahkan gelar Liga Super Yunani 2016/2017 pada musim perdananya. Setelah itu, ia melanjutkan kiprahnya di China bersama Chongqing Lifan pada 2017-2018.

Karier Bento berlanjut bersama Timnas Korea Selatan pada 2018-2022 dan mempersembahkan gelar EAFF E-1 Football Championship 2019. Pada 2023, ia menerima tantangan baru dengan membesut Timnas Uni Emirat Arab hingga 2025.

Komentar

Kirim komentar
Galat kode pemeriksaan, silakan masukkan kembali
avatar

{{ nickname }}

{{ comment.created_at }}

{{ comment.content }}

IP: {{ comment.ip_addr }}
{{ comment.likes }}