Posisi saat ini: Rumah / Pesan / Seusai Piala Dunia U-17 2025, Manajer Timnas U-17 Ungkap Tantangan Berat Pemain untuk Tembus Level Senior: Jangan Ulangi Era Evan Dimas dkk.

Seusai Piala Dunia U-17 2025, Manajer Timnas U-17 Ungkap Tantangan Berat Pemain untuk Tembus Level Senior: Jangan Ulangi Era Evan Dimas dkk.

Penulis:Wartawan Olahraga Tanggal:2025-11-27 07:30:03
Dilihat:1 Pujian
Momen pemain Timnas Indonesia U-17 menyapa fans usai mengalahkan Honduras di Piala Dunia U-17 2025 hari Senin (10/11/2025) malam WIB. (FIFA)

Jakarta - Manajer Timnas Indonesia U-17, Ahmed Zaki Iskandar, mengungkapkan besarnya tantangan yang dihadapi para pemain setelah kembali dari Piala Dunia U-17 2025 untuk bisa berkembang secara konsisten hingga menapaki jenjang senior.

Zaki menjelaskan, peluang pemain-pemain jebolan Timnas Indonesia U-17 ini untuk naik ke level berikutnya memang sangat terbuka setelah Nova Arianto resmi dipromosikan oleh PSSI menjadi pelatih kepala Timnas Indonesia U-20.

Hal ini berarti, sebagian besar pemain tersebut bisa ikut dipromosikan Nova ke timnas U-20. Hanya, dalam prosesnya, para pemain memiliki tantangan untuk bisa menjaga, khususnya asupan nutrisinya, agar perkembangan fisik tetap optimal di masa pertumbuhan ini.

"Coach Nova juga punya tantangan berikutnya. Karena, di kelompok umur ini, nutrisinya sangat penting, sebab ini adalah usia pertumbuhan dan perkembangan mereka secara fisik,” kata Zaki dikutip dari kanal YouTube Nusantara TV.

"Maka itu, pelajaran penting dari anak-anak timnas U-17 ini, bagaimana mereka menjaga asupan nutrisinya,  menjaga kedisiplinan rutinitas dalam berlatih dan jam mereka harus belajar. Ini jadi tantangan berikutnya bagi rombongan pemain yang naik ke timnas U-20," imbuhnya.


Pemain Hadapi Tantangan

Para pemain starting XI Timnas Indonesia U-17 berfoto sebelum dimulainya laga pertama Grup A Piala Dunia U-17 menghadapi Timnas Ekuador U-17 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jumat (10/11/2023) malam WIB. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Menurut Zaki, langkah Timnas Indonesia U-17 untuk menyediakan psikolog memang punya alasan yang kuat. Pasalnya, para pemain harus mendapatkan pendampingan secara psikis agar mereka bisa memiliki mentalitas yang baik, terutama dalam menjaga kedisiplinan.

"Kenapa kami menyediakan psikolog, ini untuk mengajak mereka melihat bagaimana cara menjadi pesepak bola dunia. Ini yang harus dipertahankan, terutama kedisiplinan yang menjadi kunci buat mereka," kata Zaki.

Yang akan menjadi tantangan utama adalah ketika nantinya mereka naik level dari U-20 ke U-23. Zaki menyebut, ini adalah periode paling krusial yang bakal menentukan tahap perkembangan pemain.

Jangan sampai, talenta muda berkualitas ini layu sebelum berkembang.

"Untuk pemain U-17 ini, mereka masih menjadi bahan yang baru. Kami bisa mengatakan bahwa ini adalah bahan baru yang bisa dipahat sedemikian rupa mengikuti program kami. Saat masuk ke usia U-20, mulailah mereka masuk ke klub profesional," ujarnya.

"Tantangannya adalah dari U-20 ke U-23. Nah, ini yang banyak layu sebelum berkembang. Ketika mereka berhadapan langsung dengan dunia profesional yang mewajibkan mereka sudah beranjak dewasa dengan seluruh kemampuan yang harus lebih ekstra lagi agar mereka bisa bermain di klub-klub besar di posisi-posisi yang vital," tuturnya.


Butuh Bantuan Federasi

Timnas Indonesia U-17 usai mengalahkan Honduras pada ajang Piala Dunia U-17 2025. (FIFA)

Manajer berusia 51 tahun ini turut mengungkapkan instruksi yang diberikan Nova kepada para pemain agar menjaga kedisiplinan. Setiap aktivitas pemain sehari-hari juga harus dilaporkan kepada pelatihnya.

"Yang paling penting dari Coach Nova adalah bagaimana dia bisa memberikan bimbingan kepada anak-anak ini. Yang saklek itu adalah kedisiplinan. Walaupun di rumah, mereka tetap harus laporan kepada Coach Nova apa saja yang mereka lakukan seharian ini," ungkapnya.

Tak hanya itu, tim pelatih telah mengajukan permintaan kepada federasi agar pemain difasilitasi keanggotaan di pusat kebugaran. Namun, ada kendala lain yang ditemui karena fasilitas pusat kebugaran di setiap kota tidak sama.

"Bahkan, kami memberikan masukan kepada federasi, bagaimana anak-anak ini kita beri subsidi agar mereka bisa masuk ke gym di kotanya masing-masing. Namun, fasilitasnya tentu berbeda-beda. Jika tinggal di kota besar, pasti ada gym yang besar, tetapi kalau di kota kecil, nanti akan kami sesuaikan dengan porsi latihan mereka," imbuh Zaki.


Jangan Gagal Lagi

Timnas Indonesia U-17. (Bola.com/Dok.Instagram Erick Thohir).

Manajer tim yang juga pemilik Persita Tangerang ini berharap, para pemain bisa terus konsisten setelah lulus dari timnas U-17. Dia tak ingin generasi ini gagal bertahan hingga level tertinggi seperti kasus yang dialami Timnas Indonesia U-19 era Evan Dimas.

"Ini adalah detail-detail kecil, tetapi mendukung perkembangan mereka. Banyak sekali pemain kita gagal, misalnya rombongannya Evan Dimas dkk., yang tersisa tinggal berapa? Lalu di rombongan berikutnya," ucapnya.

"Tantangannya adalah di U-20 ke U-23 karena mereka akan menemukan persaingan yang sangat-sangat ketat, terutama di level klub profesional, ketika usianya telah menginjak level tersebut," mantan Bupati Tangerang itu menambahkan.

Zaki berharap, generasi Timnas Indonesia U-17 yang telah merasakan panggung Piala Dunia U-17 2025 ini bisa bertahan secara konsisten. Evandra Florasta dkk. diharapkan mampu terus menapaki jenjang hingga menjadi amunisi Timnas Indonesia senior.

"Kalau kita tidak memberikan dan menanamkan mental dan kedisiplinan yang kuat, mereka akan hilang. Kita akan kesulitan menemukan kembali pemain-pemain senior yang berasal dari bibit dari level ini," kata Zaki.

Komentar

Kirim komentar
Galat kode pemeriksaan, silakan masukkan kembali
avatar

{{ nickname }}

{{ comment.created_at }}

{{ comment.content }}

IP: {{ comment.ip_addr }}
{{ comment.likes }}