Bandung - Kompetisi kelompok umur Hydroplus Soccer League kembali menegaskan perannya sebagai ajang penting untuk menemukan talenta-talenta muda sepak bola putri Indonesia. Gelaran yang digelar di empat kota, yakni Bandung, Jakarta, Surabaya, dan Kudus ini mendapat sambutan luar biasa dari klub peserta maupun masyarakat yang hadir langsung di stadion.
Antusiasme tinggi terlihat dari cara para pemain belia mengekspresikan kemampuan mereka mengolah bola. Setiap seri berlangsung dengan tensi kompetitif, tetapi tetap menonjolkan nilai pembinaan usia muda yang menjadi tujuan utama kompetisi.
Mantan pemain Timnas Indonesia, Nur’alim, ikut memberikan perhatian besar pada ajang ini. Ia menilai keberadaan kompetisi usia dini khusus sepak bola putri sangat krusial untuk menciptakan regenerasi yang terstruktur menuju level profesional maupun tim nasional.
Pada seri Bandung Raya yang berlangsung di Lapangan PUSDIKPOM, Cimahi, Sabtu (29/11/2025), Nur’alim hadir sebagai Direktur Teknik Putri Patriot Bekasi U-15. Ia memberikan instruksi langsung kepada para pemainnya yang berhadapan dengan Goal Aksis U-15, meski timnya harus mengakui keunggulan lawan dengan skor 6-0.
Nur’alim Apresiasi Pembinaan Berjenjang Sepak Bola Putri
Nur’alim mengaku terkesan dengan perkembangan kompetisi yang kini mulai digelar di berbagai daerah. Ia menilai penyelenggaraan yang berjenjang dalam kelompok usia U-15 dan U-18 menjadi langkah penting untuk masa depan Timnas Putri.
“Sangat luar biasa ya. Saya lihat di sini ada beberapa daerah yang mengadakan Hydroplus, kemarin ada di Jakarta, sekarang Bandung dan Jawa Timur. Ini menjadi cikal bakal pemain nasional putri,” ujar Nur’alim.
Ia menambahkan bahwa kompetisi usia dini menjadi fondasi penting bagi proses regenerasi Timnas Putri yang tengah dipersiapkan menghadapi agenda internasional ke depan.
“Sekarang ini ada persiapan Timnas Putri juga, jadi perlu ada regenerasi yang berjenjang. Ada kategori usia 15 tahun dan 18 tahun seperti yang kita lihat di Cimahi, dan itu sangat bagus untuk masa depan,” lanjutnya.
Banyak Talenta Muncul, Pemahaman Taktik Kian Matang
Sebagai mantan pemain Persib dan Persija, Nur’alim melihat potensi besar dari para peserta. Menurutnya, banyak pemain sudah menunjukkan kualitas dari sisi teknik, fisik, hingga pemahaman taktik yang semakin matang.
“Saya lihat dari adik-adik kita itu banyak yang bagus. Peran pelatih juga besar. Potensi mereka untuk menjadi pemain Timnas sangat terlihat dari organisasi permainan dan skill mereka,” tuturnya.
Ia menilai bahwa fondasi pembinaan yang baik akan membuat persaingan menuju level tertinggi semakin sehat, sekaligus memberikan banyak pilihan bagi pelatih Timnas Putri di masa depan.
Goal Aksis Fokus Pembinaan, Targetkan Konsistensi
Di sisi lain, manajer Goal Aksis U-15, Yerry Primadi, melihat kompetisi ini sebagai batu loncatan untuk mencetak pemain yang siap tampil di level nasional. Ia menegaskan bahwa timnya tidak hanya mengejar kemenangan, tetapi juga peningkatan kualitas dari pekan ke pekan.
“Fokus kami adalah berlatih dengan jelas dan terarah. Kita bisa lihat hampir semua tim menunjukkan progres setiap minggu karena intensitas latihan juga meningkat,” ungkap Yerry.
Ia berharap Hydroplus Soccer League menjadi agenda rutin yang berkelanjutan sesuai roadmap yang telah disusun panitia.
“Kita harapkan ini berlangsung panjang. Kalau tidak salah sudah ada roadmap sampai 2027, jadi semoga terus berkembang ke depannya,” katanya.
Menang 6-0, Namun Evaluasi Tetap Berjalan
Goal Aksis menang telak 6-0 atas Putri Patriot Bekasi pada laga ini. Meski puas dengan hasil akhir, Yerry menilai masih ada banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan timnya.
“Alhamdulillah kita dapat kemenangan penuh, tetapi masih banyak PR. Banyak peluang terbuang dan pola permainan belum sepenuhnya sesuai harapan. Tapi tetap kita syukuri tiga poin ini,” terangnya.
Salah satu pemain yang menjadi sorotan adalah Dian Aprilia, kapten Goal Aksis dan pemain Timnas Indonesia U-17, yang sukses mencetak quattrick. Kendati demikian, Yerry menegaskan bahwa timnya tidak mengandalkan satu pemain saja.
“Kami tidak membiasakan ada pemain bintang. Kami bermain secara kolektif. Memang ada pemain dengan kemampuan di atas rata-rata, tapi menang atau kalah itu hasil kerja sama tim. Kami tidak bertumpu pada satu pemain,” jelasnya.